Spirit Mongondow di Tubuh Kepolisian: Nama “Raja Bogani” Kini Jadi Identitas Tetap Resmob Polres Bolmong

oleh -500 Dilihat

BOLMONG — Satu langkah bersejarah tercatat dalam perjalanan kepolisian di Bolaang Mongondow. Nama “Raja Bogani” kini resmi dipatenkan sebagai identitas tetap Tim Resmob Polres Bolaang Mongondow (Bolmong).

Keputusan ini disepakati dalam Diskusi Publik bertema “Menelusuri Jejak Bogani dan Raja-Raja Bolaang Mongondow untuk Spirit Resmob Raja Bogani yang Kuat, Mengayomi, dan Berbudaya”, yang digelar bertepatan dengan HUT ke-1 Resmob Raja Bogani, Senin (20/10/2025), di Kafe Tampa Bakudapa, Kabupaten Bolmong.

Acara yang berlangsung hangat ini mempertemukan berbagai elemen masyarakat, tokoh adat, budayawan, dan pemerhati sejarah Mongondow, yang sepakat mendukung langkah Polres Bolmong dalam mematenkan nama Raja Bogani sebagai jati diri resmi satuan Resmob.

Dalam forum tersebut, para narasumber menegaskan bahwa nama Raja Bogani bukan sekadar simbol gagah, melainkan manifestasi nilai-nilai luhur masyarakat Mongondow: keberanian, kehormatan, dan kebijaksanaan dalam melindungi rakyat.

“Pemakaian nama Raja Bogani bukan hanya penamaan satuan, tetapi bentuk penghormatan terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur masyarakat Mongondow,” ujar Chairun Mokoginta, budayawan Bolmong yang menjadi salah satu pembicara utama.

Chairun menambahkan, momentum ulang tahun ke-1 ini menjadi penegasan bahwa spirit Raja Bogani akan menjadi jiwa dalam setiap kiprah Resmob di lapangan—tegas menindak, cepat bertindak, namun tetap mengedepankan sisi kemanusiaan dan budaya lokal.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bolmong IPTU Stevanus Mentu menyampaikan apresiasi atas dukungan masyarakat terhadap kiprah Resmob Raja Bogani selama setahun terakhir.

Menurutnya, sejak dibentuk, tim ini telah berperan aktif dalam berbagai operasi penegakan hukum di wilayah Bolmong—mulai dari penangkapan pelaku kejahatan, pengamanan wilayah rawan, hingga respon cepat terhadap laporan masyarakat.

“Kami terus butuh masukan sebagai penyemangat dalam setiap tugas dan tindakan. Kuat menghadapi tantangan, tapi tetap berjiwa pengayom,” ungkap IPTU Mentu.

Dukungan serupa datang dari Irawan Damopolii, pengurus Laskar Bogani Indonesia (LBI), yang menilai pematenan nama Raja Bogani merupakan langkah membangun karakter aparat yang berpijak pada kearifan lokal.

“Raja Bogani adalah simbol pemimpin yang kuat sekaligus bijak. Ketika nilai itu dihidupkan dalam tubuh aparat kepolisian, maka masyarakat akan melihat wajah polisi yang lebih humanis dan berbudaya,” ujarnya.

Pematenan nama Raja Bogani menjadi penanda lahirnya tradisi baru dalam tubuh Polres Bolmong—tradisi aparat yang tidak hanya profesional dan sigap, tetapi juga menghormati budaya serta menjadikan kearifan lokal sebagai kekuatan moral.

Spirit “Mototompian, Mototanian, bo Mototanoban” (saling menghormati, menolong, dan melindungi) kini menjadi pedoman utama bagi seluruh anggota Resmob Raja Bogani dalam menjalankan tugas.

“Siapa pun Kapolres atau Kasat yang akan memimpin Polres Bolmong, nama Raja Bogani akan tetap melekat,” tegas salah satu tokoh adat yang hadir dalam forum tersebut.

Dengan demikian, keputusan ini bukan sekadar penetapan administratif, melainkan tonggak sejarah baru bagi Polres Bolmong—saat nilai-nilai luhur Mongondow berpadu dengan semangat profesionalisme aparat penegak hukum, menuju Resmob yang kuat, mengayomi, dan berbudaya. (**)

No More Posts Available.

No more pages to load.