Nama Koperasi Militer Terpampang di Mess PETI Ko Awang Cs, DPD LAKI Minta Panglima TNI Turun Tangan

oleh -1088 Dilihat

KOTAMOBAGU – Kapolda Sulawesi Utara (Sulut), Irjen Pol Yudhiawan, menegaskan komitmennya untuk menindak tegas siapapun oknum anggota kepolisian yang terlibat dalam mendukung Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah hukum Polda Sulut.

Namun, keputusan tegas tersebut tidak tampak berlaku bagi oknum pelaku PETI warga China, Ko Awang Cs, yang melakukan pengolahan tambang emas ilegal di Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara.

Pada kunjungan kerja di Mapolres Kotamobagu pada Jumat, 26 April 2024, Kapolda Sulut menegaskan, “Jika ada anggota kami yang membackup PETI kita akan proses hukum.”

Namun, Ko Awang yang dikenal sebagai tokoh PETI, masih terus beroperasi tanpa hambatan dan tidak tersentuh hukum, diduga karena mendapat dukungan kuat dari oknum anggota Polda Sulut.

“Kalau kita di sini aman-aman saja, ia kan. Kita kan cari makan, tidak usah ribut-ribut, kalau Polda kita sudah aman, semua sudah aman. Kelompok perampok semua juga berteman dengan kita, ya amanlah. Yang jaga lokasi juga ada anggota, aman semua,” ucap ko awang menggunakan bahasa indonesia dengan terbata-bata, sambil menyuguhkan teh hangat kepada awak media saat itu.

Senada dengan Brigjen Garanta Singkali, (Purnawirawan) TNI diduga sebagai oknum yang membackup aktivitas PETI Ko Awang Cs di Ratatotok. “Kalau polda sulut aman, cuman anak saya saja yang berkoordinasi sudah aman, kalau saya kan, nanti komunikasinya jadi malu-malu,” ucap Garanta Singkali.

“Makanya, biar media, ormas dan LSM berkoar-koar tidak ada guna, kalau polda sudah terkoordinasi,” sambung Garanta Singkali.

Selain itu, untuk meyakinkan kepada pemilik lahan aktivitas mereka akan aman meski tak mengantongi izin pertambangan. Ko awang dan Garanta meyakinkan kepada pemilik lahan bahwa mereka memiliki Koperasi dan koperasi ini yang akan membackup kegiatan nanti.

“Torang (kita) sudah MoU dengan mereka, karena mereka ada koperasi, dan semua koordinasi urusan mereka,” ucap pemilik lahan dengan yakin hingga bersepakat membuat MoU.

Pantauan media, di lokasi PETI Ko Awang mengungkapkan keberadaan nama-nama koperasi militer yang terpampang di mess tempat Ko Awang beroperasi, seperti IKATAN KELUARGA ALUMNI AKADEMI MILITER 1988 dan KOPERASI TIDAR 88.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keterlibatan koperasi militer dalam mendukung kegiatan ilegal PETI.

Menanggapi hal ini, Ketua DPD LAKI Sulut, Firdaus Mokodompit, meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk turun tangan dan menyelidiki keterlibatan nama-nama koperasi militer dalam mendukung PETI.

“Saya meminta Panglima TNI agar dapat menurunkan tim dan mengecek mengapa nama koperasi IKATAN KELUARGA ALUMNI AKADEMI MILITER 1988, KOPERASI TIDAR 88 bisa terpampang di mess Big Bos PETI ko awang,” ujarnya.

Namun demikian, dalam pernyataan Kapolda Sulut dan pengawasan terhadap PETI, tidak terlihat adanya tindakan konkret terhadap aktivitas ilegal Ko Awang Cs. Meski sudah ada laporan mengenai aktivitas ilegal tersebut, belum ada tindak lanjut yang jelas dari pihak berwenang.

Aktivitas PETI yang dilakukan oleh Ko Awang Cs di tiga lokasi, termasuk di Alason, Haice, dan Posolo, terus berlanjut tanpa hambatan. Dalam kurun waktu 11 hingga 14 hari, puluhan kilogram emas ilegal berhasil diproduksi oleh mereka dengan melibatkan lebih dari enam warga asing di bawah komando Ko Awang.

Sementara Kapolda Sulut menjanjikan sikap tegas terhadap oknum anggota polisi yang terlibat dalam mendukung PETI, publik menantikan tindakan nyata terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Ko Awang Cs dan kelompoknya.

Tidak hanya itu, permintaan untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap keterlibatan koperasi militer dalam mendukung aktivitas ilegal juga mendapat perhatian serius dari masyarakat. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.