Bupati JG Resmi Tutup LTF 2023, Sejumlah UMKM Desa Marinsouw Rugi

oleh -1675 Dilihat
Suasana LTF 2023 diMalam terakhir

MINUT- Likupang Tourism Festifal (LTF) yang diselenggarakan di Pante Pall Desa Marinsouw kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara sejak 26 hingga 28 Oktober 2023 telah selesai dan ditutup oleh bupati Joune Ganda, Sabtu (28/19/23).
Bupati JG yang diwawancarai oleh sejumlah media usai acara penutupan mengatakan, LTF 2023 resmi ditutup tapi akan berkesinambungan, juga LTF akan dievaluasi setiap tahun oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparektraf) untuk dinilai kewajarannya.
“LTF setiap tahun akan dievaluasi oleh Kemenparekraf untuk dimasukkan kedalam Karisma Event Nusantara. LTF kali ini adalah merupakan karisma event nusantara yang kedua,” kata Bupati.
Lanjut Bupati JG, LTF merupakan ajang untuk mengangkat kearifan lokal serta budaya yang ada di Minut.
“LTF kali ini ada yang spesial, selain menampilkan UMKM ada juga kelompok-kelompok pecinta lingkungan yang mengelola sampah plastik menjadi bahan daur ulang.” ujar Bupati JG.
Salah satu UMKM pemiliknya bernama Arima asal Airmadidi atas merasa beruntung dengan kegiatan LTF, mereka mendaftar di Dinas pariwisata Minut dua bulan sebelum kegiatan dan gratis hanya membayar biaya listrik.
“Yah jualan kami lumayan laku, di dua hari terakhir karena jajanan kami banyak diminati saat malam hari. Hari pertama sepi karena belum ada kegiatan malam. Terimakasih buat Pemkab Minut.” Ujarnya.
Sayangnya, kegiatan LTF tersebut dinilai tidak dirasakan keuntungannya oleh sejumlah UMKM yang ada di desa Marinsouw yang setiap harinya sejak beberapa tahun terakhir beraktivitas di Pante Pall, Malahan merasa rugi.
menurut beberapa sumber juga sebagai pemilik UMKM yang memang menetap di Pante Pall kepada media ini usai acara penutupan, malahan usaha mereka mengalami kerugian, padahal jika tidak ada LTF atau hari-hari libur biasa, pendopo mereka selalu disewa oleh pengunjung. Saat LTF, pendopo mereka digunakan oleh para panitia dan undangan tampa membayar sepeser pun.
Mereka juga tidak mendapatkan tawaran untuk menjual menggunakan tenda-tenda dari panitia.
“Saat kami datang dihari pertama LTF, pendopo kami sudah ada yang tempati, saat kami meminta uang sewa, mereka mengatakan mereka adalah ramu undangan. Dan itu berlangsung dihari pertama dan hari kedua. Jadi kami tidak mendapatkan hasil, yang seharusnya dihari-hari libur biasa pendopo tersebut pasti disewa pengunjung. Pendopo ini kami sendiri yang buat tampa batuan pemerintah, tapi pas kegiatan pemerintah kami yang dirugikan.” Ungkap beberapa Ibu dengan muka kecewa.
Selain itu, mereka juga sangat kecewa karena dikomplek pendopo-pendopo mereka tidak mendapatkan penerangan lampu yang memadai, kalo malam sangat gelap.
mereka juga kecewa, pada awalnya ada beberapa informasi bahwa UMKM yang ada di Pante Pall akan mendapatkan orderan 10 dos makanan setiap hari. Sayangnya hingga selesai, mereka tidak mendapatkan orderan makanan dos dan hanya keluarga hukum tua desa Marinsouw yang mendapatkan 600 dos setiap hari. “Ada informasi bahwa setiap Ang berjualan makanan di Pante Pall akan mendapatkan orderan makanan dos, sayangnya kami tidak mendapat apa-apa. Tolong pemerintah evaluasi kembali kegiatan LTF ini, kalo cuma merugikan kami UMKM yang menetap di Pante Pall, Yah berhentikan saja.” Ucap beberapa Ibu.

(Franky Pungus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.