Palu-Pedagang lato-lato di pasar Inpres Manonda dan pasar Masomba Palu memasuki akhir bulan Februari ke pertengahan Maret mengalami penurunan pembeli. Jika sebelumnya peminat lato-lato digandrungi dari berbagai usia, kini peminatnya terbatas diusia 10 tahun hingga 15 tahun.
Roma (40), salah satu pedagang lato-lato yang berjualan di pasar inpres, dulunya bisa mencapai omset penjualan ratusan ribu perhari kini harus rela beralih profesi menjadi pedangan ayam potong.
Ia menuturkan, sepinya pembeli menjadikan dia berinisiatif memutar jalur bisnisnya ke penjualan ayam potong, “ Ya kami coba ke bisnis ayam potong dulu, hitung – hitung mau puasa terus lebaran idul fitri. Kalau masuk musimnya lato – lato lagi, sy kembali lagi jualan, “ kata Roma yang juga pandai bermain gitar, Senin (20/3/2023)
Sementara itu, di pasar Masomba, Udin (45) yang juga penjual lato – lato, memilih bertahan ditengah sepinya pembeli. Ia berharap kedepan untuk kembali menarik minat pembeli, instansi terkait bisa membuat festival lato-lato. ” Muda-mudahan le, ada cara untuk kembali mendatangkan pembeli dan menaikan peminat lato-lato, seperti festival lato-lato. “ harap Udin, yang ditemani dua anaknya. (*RN)