SUARASULUT.COM – Pelatih Juventus, Andrea Pirlo mengakui tim asuhannya bermain buruk saat dipecundangi Inter Milan 0-2 dalam Derby d’Italia di pekan ke-18 Liga Italia 2020/2021, Senin dini hari WIB.
Di Giuseppe Meazza, Juventus praktis tak bisa berbuat banyak, dengan mereka juga jarang merepotkan kiper Inter, Samir Handanovic.
Bianconeri juga beruntung tidak kemasukan lebih banyak gol setelah tandukan Arturo Vidal dan sepakan Nicolo Barella membobol gawang mereka.
Lautaro Martinez memiliki beberapa peluang untuk memperbesar keunggulan, namun ia tidak mampu memaksimalkannya. Di sisi Juventus, satu-satunya peluang bagus didapat oleh Federico Chiesa pada menit-menit terakhir pertandingan.
“Kami memiliki sikap yang keliru sejak awal, dan ketika Anda tidak memiliki determinasi untuk memenangi duel-duel, itu menjadi sulit,” kata Pirlo seperti dimuat Sky Sport Italia.
“Kami tidak masuk ke lapangan, kami gugup, mencemaskan permainan menyerang Inter, maka dalam benak kami, kami hanya fokus pada bertahan dan tidak sangat agresif. Kami membiarkan Inter mengambil inisiatif dan mereka sangat efektif dalam situasi seperti itu,” tambahnya, dikutip dari situs suara.com.
“Ini adalah kekalahan yang buruk, kami tidak bisa bermain lebih buruk lagi dari ini, dan ini tidak diharapkan, namun kami harus mengangkat kepala dan bersiap untuk Rabu dan pertandingan Piala Super melawan Napoli,” tegas allenatore berusia 41 tahun itu.
Juventus saat ini tertahan di peringkat kelima klasemen sementara dengan raihan 33 poin, tertinggal tujuh angka dari Inter yang bercokol di posisi kedua, namun masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan kontra Napoli.
Meski menyakitkan, Pirlo yakin kekalahan dari Inter tidak akan mengurangi ambisi dan determinasi mereka dalam persaingan perebutan gelar Scudetto musim ini.
“Ambisi kami tetap sama. Ini merupakan tergelincir melawan tim yang kuat, hal-hal seperti ini dapat terjadi, namun saya kecewa dengan sikap (para pemain). Tim seperti Juve harus datang dengan kepercayaan diri dan ambisi yang tinggi, hasrat untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan permainan ke arah tertentu, namun kami terlalu pengecut,” paparnya.
Pirlo pun berjiwa besar untuk memikul tanggung jawab sebagai pelatih tim yang kalah.
“Pelatih selalu menjadi yang pertama disalahkan, sebab jika tim tidak melakukan apa yang kami rencanakan, itu berarti kami tidak memahami rencananya,” pungkas eks gelandang Inter Milan, AC Milan, Juventus dan Timnas Italia itu.(red)