SUARASULUT.COM,MANADO– Ketua TP-PKK Sulut Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan mengatakan kualitas konsumsi pangan dan gizi sangat menentukan kualitas sumber daya manusia.
“Kita harus berupaya untuk menyediakan pangan dalam jumlah dan keragaman yang seimbang dan aman dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri, yang menjadi tanggung jawab bersama untuk pemenuhan konsumsi pangan bagi masyarakat, melalui tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu: ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya secara lokal secara optimal, keterjangkauan pangan dari aspek fisik dan ekonomi oleh seluruh masyarakat, pemanfaatan pangan atau konsumsi pangan dan gizi untuk hidup sehat,aktif dan produktif,” tegas Ibu Rita.
Lanjut Ibu Rita, lomba cipta menu B2SA merupakan upaya TP-PKK Sulut Dinas Pangan Daerah Sulut untuk meningkatkan kreatifitas dalam hal menu B2SA, serta sebagai tahapan menjaring para pencipta menu didaerah untuk berkompetisi pada lomba tingkat nasional.
Sementara itu, Sekdaprov Sulut Edwin Silangen saat membuka kegiatan ini mengapresiasi TP PKK Sulut dan Dinas Pangan Daerah Sulut yang telah menggelar kegiatan tersebut.
“Semoga pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan berbagai manfaat konstruktif bagi kita bersama, terlebih khusus dalam mewujudkan ketahanan pangan di Sulawesi Utara,” kata Silangen.
Menurut Silangen, lomba cipta menu B2SA sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok sekaligus mengembangkan kreasi masyarakat menciptakan menu makanan berbahan baku pangan lokal seperti pisang, ubi-ubian, jagung, sagu dan kentang.
“Pemerintah mendukung penerapan penganekaragaman konsumsi pangan di Sulawesi Utara sehingga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras di pasar dapat dijangkau oleh segenap masyarakat baik dari segi harga maupun ketersediaan barang,” kata Silangen.
“Kegiatan ini dapat menghapus anggapan yang selama ini berkembang ditengah masyarakat bahwa “makan itu hanya nasi dan belum makan jika belum makan nasi” serta memberikan pemahaman kepada masyarakat luas, sehingga nantinya mereka dapat menjadi agen-agen perubahan untuk mendukung gerakan diversifikasi pangan di Sulut,” sambung Silangen.(wal)