Sangihe, SuaraSulut.com – Di balik semaraknya Pekan Olahraga dan Kesenian (Porseni) 2025 yang resmi dibuka di Pelabuhan Tua Tahuna pada Sabtu (3/5/2025), terdapat misi besar yang ingin ditanamkan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe: membentuk karakter generasi muda yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Bupati Sangihe, Michael Thungari, SE, MM ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga ruang ekspresi untuk menyatukan semangat budaya, nilai-nilai sportivitas, serta kolaborasi lintas sekolah di seluruh kabupaten.
“Melalui perlombaan seni seperti tari, pantomim, mendongeng hingga gerak dan lagu, anak-anak kita belajar mencintai budaya dan mengekspresikan jati dirinya,” ujar Thungari dalam sambutannya.
Selain kompetisi seni, Porseni juga menghadirkan berbagai cabang olahraga seperti futsal, bulu tangkis, atletik, karate, hingga pencak silat. Di sisi lain, lomba baris-berbaris (PBB) dan tata upacara bendera menanamkan nilai disiplin dan kebangsaan sejak dini.
Menurut Bupati, kegiatan ini merupakan bagian dari realisasi 100 hari kerja perangkat daerah, terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Lebih jauh, Porseni disebut sejalan dengan misi pembangunan daerah “Sapta Membara” poin ke-7, yang menitikberatkan pada penguatan SDM menuju generasi emas 2045.
“Ini bukan soal siapa yang menang atau kalah. Porseni adalah proses pembentukan karakter dan mentalitas yang tahan banting dalam menghadapi tantangan zaman,” tegas Thungari.
Porseni 2025 juga disatukan dengan kegiatan Car Free Day, yang turut diramaikan oleh pelaku UMKM lokal. Masyarakat yang hadir tak hanya menikmati pertunjukan seni dan olahraga, tapi juga mendorong perputaran ekonomi rakyat.
Wakil Bupati Thendris Bulahari, Ketua TP PKK Cherry S. Thungari Soeyoenus, dan Wakil Ketua TP PKK Agnes L.P. Bulahari Walukow turut hadir memberikan dukungan. Begitu juga jajaran Forkopimda, kepala OPD, guru, dan para orang tua yang menjadi bagian penting dalam kesuksesan acara ini.
Di akhir sambutan, Bupati menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan aktif, terutama para guru dan siswa yang menjadi motor utama kegiatan. “Mari terus hadirkan ruang-ruang positif agar anak-anak kita tumbuh sebagai generasi pembawa perubahan,” tutup Thungari.
(Erick Sahabat)